Wednesday 4 December 2013

Posted by Unknown
No comments | 05:55

A.    Unsur-unsur Pengajaran yang Efektif selain Pelajaran yang Baik
Guru harus tahu cara menyesuaikan pengajaran dengan tingkat pengetahuan siswa. Menurut Model Pembelajaran Sekolah John Carroll, keefektifan  pengajaran bergantung pada waktu yang dibutuhkan (fungsi kepandaian dan kemampuan siswa untuk memahami pengajaran) dan waktu yang benar-benar digunakan untuk belajar (yang yang bergantung pada waktu yang tersedia, kualitas pengajaran dan ketekunan siswa).
Model QAIT ( quality [mutu], appropriateness [ketepatan], incentive [insentif], time [waktu]) Slavin tentang pengalaran yang efektif mengidentifikasi empat elemen yang berada dibawah pengendalian langsung guru: kualitas pengajar tingkat pengalaran yang tepat, insentif, dan jumlah waktu. Model tersebut berpendapat bahwa pengalaran yang tidak mempunyai salah satu elemen ini tidak akan efektif.

B.     Pengelompokan Siswa untuk Mengakomodasi Perbedaan Pencapaian
Banyak sekolah mengelola perbedaan siswa di bidang kemampuan dan pencapaian akademis melalui pengelompokan kemampuan antar-kelas penjaluran atau pengelompokan kembali ke dalam kelas terpisah untuk mata pelaiaran tertentu selama sebagian dari hari sekolah. Namun, riset memperlihatkan pengelompokan dalam-kelas lebih efektif khususnya untuk pelajaran membaca dan matematika, dan jelas lebih disukai daripada pengelompokan yang memisahkan atau memberi stigma bagi siswa yang berpencapaian rendah. Penghapusan jalur merekomendasikan agar siswa berada dalam kelompok dengan kemampuan campuran. Siswa diharuskan mencapai standar yang tinggi dan diberi bantuan untuk mencapai tujuan tersebut sekolah dasar tanpa kelas menggabungkan anak anak dari usia yang berbeda di ruang kelas yang sama. Siswa secara fleksibel dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kinerja mereka.

C.    Beberapa Cara Mengindividualisasikan Pengajaran
Salah satu alasan utama keefektifan pengajaran pribadi ialah bahwa pengajaran pribadi dapat memberikan pengajaran individualitas. Pengajaran individualitas adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa tertentu, dimana masing-masing siswa bekerja dengan tingkat kepandaian dan kecepatan mereka sendiri. Pengajaran pribadi dan teman sebaya adalah pengajaran pribadi seorang siswa oleh siswa lain. Pengajaran pribadi lintas usia adalah pengajaran pribadi siswa yang lebih muda oleh siswa yang lebih tua. Pengajaran pribadi teman sebaya, pengalaran pribadi orang dewasa  dan pengalaran yang dibedakan semuanya adalah metode untuk mengindividualisasikan pengajaran. Riset mendukung semua jalan keluar ini.
Pengajara pribadi orang dewasa terhadap anak-anak adalah salah satu strategi pengajaran yang paling efektif yang pernah dikenal dan hal itu pada dasarnya menyelesaikan persoalan tingkat pengajaran yang tepat. Kekurangan utama metode ini adalah biayanya. Pengajaran yang dibedakan (George, 2005 ; Tomlinson, 2003, 2004) adalah pendekatan terhadap pengajaran yang menesuaikan isis pelajaran, tingkat pengetahuan, kecepatan dan hasil pengajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan yang berbeda bagi siswa yang beragam dikelas biasa.

D.    Penggunaan Teknologi ke bidang Pendidikan
Teknologi ke bidang Pendidikan digunakan untuk tiga tujuan umum. Pertama, guru menggunakan teknologi, seperti pengolah kata, multimedia dan piranti lunak presentasi untuk merencanakan dan menyajikan pelajaran. Riset mendukung penggunaan teknologi presentasi seperti selipan multimedia, bentuk televisi Pengajaran dan papan tulis interaksi. Kedua, siswa menggunakan teknologi seperti pengolahan kata dan Piranti lunak referensi CD― ROM untuk belajar dan menyiapkan presentasi. Pengajaran dengan bantuan komputer dalam bentuk latihan dan Praktik pengajaran pribadi, game pengajaran simulasi dan internet telah tersebar luas. Ketiga, guru dan pengurus menggunakan teknologi untuk tugas administrasi.
Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah, walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila kita melihat dari sudut pandang nasional atau alias yang umum-umum saja jadi marilah kita lihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah biasanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, semisalkan dengan menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00 dengan tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian praktek. Pada hal ini bukannya kita menemukan pemerintah berusaha untuk memperbaiki mutu pendidikan melainkan nampak sepertinya pemerintah hendak menjegal generasi kita.
Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok untuk sistem ini, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman. Riset tentang pengajaran dengan bantuan komputer memperlihatkan dampak positif yang kecil hingga sedang pada pencapaian.

E.     Program Pendidikan yang Tersedia untuk Siswa yang Ditempatkan ke dalam Risiko
Siswa yang berisiko adalah setiap siswa yang mungkin akan gagal secara akademis karena salah satu alasan yang berasal dari siswa tersebut atau karena lingkungan siswa. Alasannya beragam dan dapat meliputi kemiskinan. Program pendidikan untuk siswa yang berisiko meliputi pendidikan kompensasi, program intervensi diri dan Pendidikan khusus. Program pendidikan kompensasi melengkapi pendidikan siswa dari latar belakang yang kurang beruntung, yang mengalami kesulitan disekolah atau dianggap berada dalam bahaya mengalami masalah. Program pendidikan kompensasi yang didanai Pemerintah federal meliputi, misalnya, Head Start yang ditunjukan untuk membantu anak-anak usia prasekolah dari latar belakang berpenghasilan rendah untuk mencapai kesiapan sekolah dan Title I, yang mengamanatkan layanan tambahan kepada siswa yang berpencapaian rendah di sekolah yang mempunyai banyak siswa yang berpenghasilan rendah Layanan tambahan meliputi program pencopotan, Program pengajaran pribadi dan Program kemajuan berkesinambungan. Program intervensi diri adalah program yang membidik bayi dan balita yang beresiko untuk mencegah kemungkinan membutuhkan pemulihan di kemudian hari.

Riset mendukung keefektifan banyak program pencegahan dan intervensi seperti Reading Recovery dan Program reformasi sekolah komprehensif seperti  Success For All, School Development Program, America’s Choice, dan Direct Instruction. Prograrn usai sekolah dan sekolah musim panas makin banyak didanai instansi pendidikan federal, negara bagian dan pemerintah setempat agar dapat menambah waktu pembelajaran siswa. Riset bercampur-baur tentang keefektifan program pendidikan kompensasi.

Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks

Download  >>>Mengakomodasi Pengajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Perorangan.docx

0 comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar anda.
Komentar anda sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas postingan kami .

Please Follow Me !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget