A. Pengertian Lingkungan Pembelajaran yang
Efektif
Menejemen ruang
kelas (classroom management),
strategi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya
meliputi pencegahan dan tanggapan terhadap perilaku yang buruk tetapi juga yang
lebih penting, penggunaan waktu kelas yang baik, penciptaan atmosfer yang
kondusif bagi ketertarikan dan penelitian, dan pemberian kesempatan bagi
kegiatan yang melibatkan pemikiran dan imajinasi siswa. Penciptaan lingkungan
Pembelajaran yang efektif melibatkan strategi yang digunakan guru untuk
mempertahankan perilaku yang Pantas dan menanggapi perilaku buruk di ruang
kelas. Upaya agar siswa tetap tertarik dan terlibat dan kesediaan
memperlihatkan antusiasme berperan penting untuk mencegah perilaku buruk.
Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah masalah mengetahui
beberapa teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan guru. Disiplin mengacu ke
metode yang digunakan untuk mencegah masalah perilaku atau menanggapi masalah
prilaku yang ada dengan maksud mengurangi kejadiannya pada masa mendatang
(lihat Anda, 2008; Anda & Nolan, 2007; Marzano, 2003).
B. Dampak Waktu Pada Pembelajaran
Metode memaksimalkan
waktu yang dialokasikan meliputi upaya mencegah awal pengajaran yang terlambat
dan Pengakhiran dini, mencegah gangguan, menangani prosedur rutin dengan mulus
dan cepat, meminimalkan waktu yang dihabiskan untuk disiplin, dan menggunakan waktu
sibuk dengan efektif. Waktu sibuk, atau waktu penugasan, adalah waktu vang
benar-benar digunakan masing-masing siswa untuk menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan. Guru dapat memaksimalkan waktu sibuk dengan memberikan pelajaran
vang memikat, mempertahankan momentum, mempertahankan kemulusan pengajaran,
mengelola peralihan, mempertahankan fokus kelompok, menerapkan kejelian, dan
menggunakan tugas secara tumpang- tindih. Di ruang kelas yang terpusat pada
siswa, pengelolaan ruang kelas lebih memungkinkan munculnya partisipasi, dengan
siswa yang terlibat menetapkan standar perilaku; namun, peraturan masih
diperlukan dan harus dikornunikasikan secara konsisten dan ditegakkan.
C. Praktik yang Mempunyai Andil Bagi Pengelolaan
Ruang Kelas yang Efektif
Praktik yang
memberi andil pada pengelolaan ruang kelas yang efektif meliputi upaya memulai
tahun ajaran dan menyusun peraturan dalam prosedur dengan tepat. Tujuan utama
menerangkan peraturan kelas secara umum dengan jelas ialah untuk memberikan
wewenang moral bagi produsen spesifik (Kagan, Kyle & Scott, 2004). Peraturan
dan prosedur kelas hendaknya disampaikan dengan jelas kepada siswa dan
diterapkan dengan segera dan adil. Lebih jauh juga, pembinaan hubungan yang
penuh perhatian antara guru dan siswa membantu membangun susasana kerja sama di
ruang kelas yang mampu mengurai masalah disiplin (McNeely StipekStipek., 2002;
Osher & Fleishman, 2005). Dan yang perlu diketahui adalah dalam menentukan
keefektifan belajar siswa dinilai dari hubungan interaksi antara siswa dan guru
dikelas.
D. Beberapa Strategi untuk Mengelola Perilaku
Buruk yang Rutin
Salah satu prinsip
disiplin di ruang kelas ialah pengelolaan yang baik terhadap perilaku buruk
yang rutin. Prinsip intervensi vang paling sedikit berarti menggunakan metode
paling sederhana yang akan berhasil. Ada kesinambungan strategi mulai dari yang
paling sedikit hingga paling banyak mengganggu: pencegahan perilaku buruk;
isyarat nonverbal seperti kontak mata, yang dapat menghentikan perilaku buruk
yang kecil; pujian atas perilaku yang benar dan bertentangan dengan perilaku
buruk; pujian terhadap siswa lain yang berperilaku baik; peringatan lisan
sederhana yang langsung diberikan setelah siswa berperilaku buruk; pengulangan
peringatan lisan; dan penerapan konsekuensi ketika siswa menolak untuk taat.
Untuk masaiah perilaku yang parah harus diterapkan konsekuensi yang repat dan
pasti. Panggilan terhadap orang tua siswa dapat efektif.
E. Penggunaan Analisis Perilaku Terapan untuk
Mengelola Masalah Perilaku yang Lebih Parah
Penguatan (reinforcer) yang paling lazim atas
perilaku buruk yang rutin maupun serius ialah perhatian dari guru atau teman
sebaya. Ketika siswa berperilaku buruk untuk mendapatkan perhatian guru, salah
satu strategi yang efektif ialah memberikan perhatian ke perilaku yarrg benar
sambil mengabaikan perilaku yang buruk sebanyak mungkin; omelan sering berperan
sebagai penguatan perilaku yang buruk. Strategi pengelolaan perilaku perorangan
bermanfaat bagi siswa yang mempunyai masalah perilaku tetap di sekolah. Setelah
menentukan perilaku garis dasar, guru memilih penguatan seperti pujian lisan atau
imbalan kecil yang berwujud dan penghukuman seperti penyingkiran (menjauhkan
seorang anak dari situasi yang menguatkan perilaku yang buruk). Modifikasi
Prilaku (behavior modification) adalah
penerapan sistematis anteseden dan konsekuensi untuk mengubah prilaku (Alberto
& Troutman, 1999; Walker & Shea, 1999). Guru juga menetapkan kriteria
untuk menerapkan penguatan dan hukuman. Dan O’Leary dan O’Leary (1972)
menyebutkan tujuh prinsip penggunaan hukuman yang paling efektif dan manusiawi
adalah, sebagi berikut:
1. Gunakan hukuman dengan tidak sering.
2. Jelaskan kepada anak mengapa dia dihukum.
3. Berikan kepada anak saran alternative untuk
memperoleh penguatan positif.
4. Berikan penguatan kepada anak atas prilaku
yang bertentangan dengan perilaku yang ingin anda perlemah (misalnya, jika Anda
memberikan hukuman karena tidak melakukan tugas, juga berikan penguatan karena
melakukan tugas).
5. Jangan pernah menggunakan hukuman fisik.
6. Jangan pernah memberikan hukuman ketika anda
dalam keadaan yang sangat marah dan emosional.
7. Berikan hukuman ketika suatu perilaku dimulai
dan bukan setelah berakhir.
Dan salah satu
hukuman yang paling efektif adalah penyingkiran (time out). Penyingkiran adalah pengeluaran siswa dari suatu situasi
yang menguatkan perilaku buruk. Strategi penguatan berbasis keluarga dapat saja
melibatkan pemberian kartu laporan harian atau mingguan kepada siswa untuk
dibawa pulang dan meminta orang tua memberikan imbalan berdasarkan laporan ini.
Langkah untuk menciptakan program seperti itu meliputi penentuan perilaku yang
akan digunakan bagi kartu laporan harian dan penjelasan program tersebut kepada
orang tua.
Program kesalingbergantungan
kelompok adalah program yang memberikan imbalan kepada seluruh kelompok
berdasarkan perilaku anggota kelompok. Salah satu keberatan terhadap teknik
pengelolaan perilaku ialah bahwa hal itu dapat di manfaatkan untuk mengendalikan
siswa secara berlebihan. Strategi pengelolaan perilaku hendaknya selalu
menekankan pujian dan penguatan dengan menjadikan hukuman sebagai pilihan
terakhir.
F. Pencegahan Masalah Perilaku yang Parah
Ada beberapa metode
yang pasti untuk mencegah kenakalan, tetapi beberapa prinsip umum meliputi,
upaya mengungkapkan dengan jelas dan menegakkan dengan konsisten peraturan
kelas, mengurangi kemangkiran jika memungkinkan, menghindari pengunaan
pengelompokan kemampuan antar-kelas, menggunakan strategi pengelolaan ruang
kelas preventif, melibatkan orang tua ke dalam setiap tanggapan atas perilaku
buruk yang parah, menggunakan mediasi teman sebaya, menghindari penggunaan
skorsing, menerapkan hanya hukuman singkat, dan menggabungkan kembali siswa
setelah hukuman. Periksa dan hubungi adalah salah satu program yang menggabungkan
banyak aspek prinsip ini. Ketika siswa berprilaku buruk, mereka hendaknya
dihukum; tetapi jika diterapkan hukuman hendaknya berlangsung secara singkat.
Hukuman yang terlalu keras atau hukuman yang tidak memungkinkan siswa masuk
kembali ke ruang kelas dengan kedudukan yang setara dengan siswa lain akan
beresiko mendorong siswa kedalam sub-budaya antisosial dan nakal.
Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi
Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta :
PT.Indeks
Download >>>Lingkungan Pembelajaran Yang Efektif.docx
Download >>>Lingkungan Pembelajaran Yang Efektif.docx
0 comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentar anda.
Komentar anda sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas postingan kami .