Wednesday, 4 December 2013

Posted by Unknown
No comments | 06:05

A.    Pengertian Lingkungan Pembelajaran yang Efektif
Menejemen ruang kelas (classroom management), strategi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi pencegahan dan tanggapan terhadap perilaku yang buruk tetapi juga yang lebih penting, penggunaan waktu kelas yang baik, penciptaan atmosfer yang kondusif bagi ketertarikan dan penelitian, dan pemberian kesempatan bagi kegiatan yang melibatkan pemikiran dan imajinasi siswa. Penciptaan lingkungan Pembelajaran yang efektif melibatkan strategi yang digunakan guru untuk mempertahankan perilaku yang Pantas dan menanggapi perilaku buruk di ruang kelas. Upaya agar siswa tetap tertarik dan terlibat dan kesediaan memperlihatkan antusiasme berperan penting untuk mencegah perilaku buruk. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah masalah mengetahui beberapa teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan guru. Disiplin mengacu ke metode yang digunakan untuk mencegah masalah perilaku atau menanggapi masalah prilaku yang ada dengan maksud mengurangi kejadiannya pada masa mendatang (lihat Anda, 2008; Anda & Nolan, 2007; Marzano, 2003).

B.     Dampak Waktu Pada Pembelajaran
Metode memaksimalkan waktu yang dialokasikan meliputi upaya mencegah awal pengajaran yang terlambat dan Pengakhiran dini, mencegah gangguan, menangani prosedur rutin dengan mulus dan cepat, meminimalkan waktu yang dihabiskan untuk disiplin, dan menggunakan waktu sibuk dengan efektif. Waktu sibuk, atau waktu penugasan, adalah waktu vang benar-benar digunakan masing-masing siswa untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Guru dapat memaksimalkan waktu sibuk dengan memberikan pelajaran vang memikat, mempertahankan momentum, mempertahankan kemulusan pengajaran, mengelola peralihan, mempertahankan fokus kelompok, menerapkan kejelian, dan menggunakan tugas secara tumpang- tindih. Di ruang kelas yang terpusat pada siswa, pengelolaan ruang kelas lebih memungkinkan munculnya partisipasi, dengan siswa yang terlibat menetapkan standar perilaku; namun, peraturan masih diperlukan dan harus dikornunikasikan secara konsisten dan ditegakkan.

C.     Praktik yang Mempunyai Andil Bagi Pengelolaan Ruang Kelas yang Efektif

Praktik yang memberi andil pada pengelolaan ruang kelas yang efektif meliputi upaya memulai tahun ajaran dan menyusun peraturan dalam prosedur dengan tepat. Tujuan utama menerangkan peraturan kelas secara umum dengan jelas ialah untuk memberikan wewenang moral bagi produsen spesifik (Kagan, Kyle & Scott, 2004). Peraturan dan prosedur kelas hendaknya disampaikan dengan jelas kepada siswa dan diterapkan dengan segera dan adil. Lebih jauh juga, pembinaan hubungan yang penuh perhatian antara guru dan siswa membantu membangun susasana kerja sama di ruang kelas yang mampu mengurai masalah disiplin (McNeely StipekStipek., 2002; Osher & Fleishman, 2005). Dan yang perlu diketahui adalah dalam menentukan keefektifan belajar siswa dinilai dari hubungan interaksi antara siswa dan guru dikelas.

D.    Beberapa Strategi untuk Mengelola Perilaku Buruk yang Rutin
Salah satu prinsip disiplin di ruang kelas ialah pengelolaan yang baik terhadap perilaku buruk yang rutin. Prinsip intervensi vang paling sedikit berarti menggunakan metode paling sederhana yang akan berhasil. Ada kesinambungan strategi mulai dari yang paling sedikit hingga paling banyak mengganggu: pencegahan perilaku buruk; isyarat nonverbal seperti kontak mata, yang dapat menghentikan perilaku buruk yang kecil; pujian atas perilaku yang benar dan bertentangan dengan perilaku buruk; pujian terhadap siswa lain yang berperilaku baik; peringatan lisan sederhana yang langsung diberikan setelah siswa berperilaku buruk; pengulangan peringatan lisan; dan penerapan konsekuensi ketika siswa menolak untuk taat. Untuk masaiah perilaku yang parah harus diterapkan konsekuensi yang repat dan pasti. Panggilan terhadap orang tua siswa dapat efektif.

E.     Penggunaan Analisis Perilaku Terapan untuk Mengelola Masalah Perilaku yang Lebih Parah

Penguatan (reinforcer) yang paling lazim atas perilaku buruk yang rutin maupun serius ialah perhatian dari guru atau teman sebaya. Ketika siswa berperilaku buruk untuk mendapatkan perhatian guru, salah satu strategi yang efektif ialah memberikan perhatian ke perilaku yarrg benar sambil mengabaikan perilaku yang buruk sebanyak mungkin; omelan sering berperan sebagai penguatan perilaku yang buruk. Strategi pengelolaan perilaku perorangan bermanfaat bagi siswa yang mempunyai masalah perilaku tetap di sekolah. Setelah menentukan perilaku garis dasar, guru memilih penguatan seperti pujian lisan atau imbalan kecil yang berwujud dan penghukuman seperti penyingkiran (menjauhkan seorang anak dari situasi yang menguatkan perilaku yang buruk). Modifikasi Prilaku (behavior modification) adalah penerapan sistematis anteseden dan konsekuensi untuk mengubah prilaku (Alberto & Troutman, 1999; Walker & Shea, 1999). Guru juga menetapkan kriteria untuk menerapkan penguatan dan hukuman. Dan O’Leary dan O’Leary (1972) menyebutkan tujuh prinsip penggunaan hukuman yang paling efektif dan manusiawi adalah, sebagi berikut:       
1.      Gunakan hukuman dengan tidak sering.
2.      Jelaskan kepada anak mengapa dia dihukum.
3.      Berikan kepada anak saran alternative untuk memperoleh penguatan positif.
4.      Berikan penguatan kepada anak atas prilaku yang bertentangan dengan perilaku yang ingin anda perlemah (misalnya, jika Anda memberikan hukuman karena tidak melakukan tugas, juga berikan penguatan karena melakukan tugas).
5.      Jangan pernah menggunakan hukuman fisik.
6.      Jangan pernah memberikan hukuman ketika anda dalam keadaan yang sangat marah dan emosional.
7.      Berikan hukuman ketika suatu perilaku dimulai dan bukan setelah berakhir.
Dan salah satu hukuman yang paling efektif adalah penyingkiran (time out). Penyingkiran adalah pengeluaran siswa dari suatu situasi yang menguatkan perilaku buruk. Strategi penguatan berbasis keluarga dapat saja melibatkan pemberian kartu laporan harian atau mingguan kepada siswa untuk dibawa pulang dan meminta orang tua memberikan imbalan berdasarkan laporan ini. Langkah untuk menciptakan program seperti itu meliputi penentuan perilaku yang akan digunakan bagi kartu laporan harian dan penjelasan program tersebut kepada orang tua.
Program kesalingbergantungan kelompok adalah program yang memberikan imbalan kepada seluruh kelompok berdasarkan perilaku anggota kelompok. Salah satu keberatan terhadap teknik pengelolaan perilaku ialah bahwa hal itu dapat di manfaatkan untuk mengendalikan siswa secara berlebihan. Strategi pengelolaan perilaku hendaknya selalu menekankan pujian dan penguatan dengan menjadikan hukuman sebagai pilihan terakhir.

F.      Pencegahan Masalah Perilaku yang Parah

Ada beberapa metode yang pasti untuk mencegah kenakalan, tetapi beberapa prinsip umum meliputi, upaya mengungkapkan dengan jelas dan menegakkan dengan konsisten peraturan kelas, mengurangi kemangkiran jika memungkinkan, menghindari pengunaan pengelompokan kemampuan antar-kelas, menggunakan strategi pengelolaan ruang kelas preventif, melibatkan orang tua ke dalam setiap tanggapan atas perilaku buruk yang parah, menggunakan mediasi teman sebaya, menghindari penggunaan skorsing, menerapkan hanya hukuman singkat, dan menggabungkan kembali siswa setelah hukuman. Periksa dan hubungi adalah salah satu program yang menggabungkan banyak aspek prinsip ini. Ketika siswa berprilaku buruk, mereka hendaknya dihukum; tetapi jika diterapkan hukuman hendaknya berlangsung secara singkat. Hukuman yang terlalu keras atau hukuman yang tidak memungkinkan siswa masuk kembali ke ruang kelas dengan kedudukan yang setara dengan siswa lain akan beresiko mendorong siswa kedalam sub-budaya antisosial dan nakal.

Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks


Download  >>>Lingkungan Pembelajaran Yang Efektif.docx

0 comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar anda.
Komentar anda sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas postingan kami .

Please Follow Me !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget