Saturday, 22 March 2014

Posted by Unknown
No comments | 03:19
A.    Kewibawaan pendidikan
Kewibawaan disebut juga Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti berkata. Siapa yang perkataanya mempunyai perkatan yang mengikat terhadap orang lain,berarti mempunyai kewibawaan atau gesag terhadap orang lain. Kewibawaan dapat dikatakan sebagai syarat mutlak untuk mendidik. Dalam pergaulan antara anak dengan anak tidak mungkin muncul situasi pendidikan, sebab di dalam pergaulan tersebut tidak akan terdapat hubungan berdasarkan kewibawaan. Kewibawaan (kewibawaan pendidikan) adalah kekuatan pribadi pendidik yang diakui dan diterima secara sadar dan tulus oleh anak didik, sehingga dengan kebebasannya anak didik, sehingga dengan kebebsannya anak didik mau menuruti pengaruh positif dari pendidiknya.
Dalam definisi kewibawaan tersebut antara lain tersurat kalimat “kekuatan pribadi pendidik”. Artinya, kewibawaan pendidik tidak terletak pada penampilan fisik seseorang saja seperti : postur tubuhnya, pakaian yang dikenakannya, dsb. Memang benar bahwa pribadi menampilkan diri melalui tubuh atau kebadanianya, tetapi pribadi bukanlah badan dalam artian sesuatu yang bersifat fisik (kebendaan) belaka. Pribadi pendidik hakikatnya adalah kesatuaan badani-rohani. Dengan kata lain, pribadi merupakan keseluruhan sifat-sifat seseorang yang menunjukkan watak orang yang bersangkutan. Sebab itu, tidak sewajarnya kita membuat dikotomi antara kewibawaan lahiriah ( badani) dan kewibawaan ( rohaniah) dari seorang pendidik.
Adapun yang dimaksud dengan kalimat “ mau menuruti pengaruh positif dari pendidiknya” yang tersurat dalam definisi kewibawaan itu, yakni kesediaan anak didik atas dasar kesadarannya,atas dasar pilihannya, atau atas dasar kebebasannya untuk menerima pengaruh baik seperti : pelajaran, ajakan, contoh, nasihat, larangan,tugas dsb-dari pendidiknya. Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan anak sesungguhnya baru dimulai pada umur 3 tahun. Jika ada usaha yang dimulai atau diberikan sebelum anak berusia 3 tahun, ini disebut dengan pendidikan pendahuluan.
Jika anak sudah dapat mengakui kewibawaan pendidik, maka saat itulah dapat dimulai pendidikan dan pengenalan norma yang sesungguhnya. Anak bukan sekedar harus berbuat sesuai dengan norma secara paksa tanpa mengetahui normanya, melainkan norma itu sendirilah yang diperkenalkan kepada peserta didik. Maka dari itu, pendidik harus menjadikan diri sendiri menjadi perwujudan norma itu sendiri. Selain itu, ada atau tidaknya pendidik sangat mempengaruhi sifat perdik menghadapi norma. Agar kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik tidak goyah, tidak lemah, maka hendaknya pendidik itu selalu:
a.       Bersedia memberi alasan
b.      Bersikap you attitude
c.       Bersikap sabar
d.      Bersikap memberi kebebasan

B.     Faktor Penentu Kewibawaan Pendidikan
Menurut M.J Langeveld ( 1980:49-65) dalam hubunganya dengan anak didik, kewibawaan pendidik akan tertentukan oleh berbagai faktor yaitu:
1.      Kasih sayang terhadap anak didik
Motif intrinsik yang perlu ada pada diri pendidik adalah rasa kasih sayang terhadap anak didik. Atas dasar kasih sayang ini pendidik akan rela berkorban demi kepentingan anak didiknya, bahkan meskipun tanpa mendapatkan imbalan sekalipun. Oleh karena itu dikatakan kasih sayang adalah dasar  pendidikan.
2.      Kepercayaan bahawa anak akan mampu dewasa
Pendidik harus percaya bahwa anak didiknya mampu berdiri sendiri. Kepercayaan pendidik terhadap anak didik semacam itu akan memberi dorongan,keberanian,keyakinan dan keinginan pada diri anak didik untuk berusaha agar menjadi dewasa.
3.      Kedewasaan
Pendidik seharusnya adalah orang dewasa, artinya orang yang mampu menentukan diri atas tanggung jawab sendiri, dan mampu menempatkan dirinya dalam kehidupan masyarakat.
4.      Indentifikasi terhadap anak didik
Pendidik dapat mengenali berbagai karakeristik seperti: tingkat kemampuan berfikir anak didik, minat dan  bakat anak didik, dll. Pendidik akan mengetahui kepentingan anak didik dan memahami pentingnya menjaga anak didik.
5.      Tanggung jawab pendidikan
Pendidik harus sudah memiliki kelebihan baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai ,norma dsb karena anak didik merupakan orang yang belum mandiri dan belum mampu bertanggung jawab, sehingga masih tergantung pada orang dewasa.

C.    Pengaruh kewibawaan pendidik terhadap peserta didik
Dalam semua kewibawaan terdapat identifikasi sebagai dasar dalam pelaksanaannya maupun penerimaannya. Dalam hal ini jika seorang pendidik menjalankan kewibawaan pendidikan maka ia seakan terdidik oleh dirinya sendiri  dan anak didik yang menerimanya pada waktu bersamaan pun seakan mendidik dirinya sendiri. Sehingga, seorang pendidik perlu memiliki kewibawaan agar mampu menciptakan dan memberikan panutan kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaannya.
Untuk memberikan suatu pengaruh kepada anak didiknya, seorang pendidik perlu memiliki sebuah kewibawaan. Selain itu, kewibawaan seorang pendidik untuk memberikan pengaruh kepada peserta didik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:
1.      Kemampuan anak didik dalam menyadari “diri/aku” dan memahami bahasa;
2.      Kepercayaan anak didik kepada pendidik;
3.      Identifikasi;
4.      Imitasi dan simpati;
5.      Kebebasan anak untuk menentukan sikap, perbuatan dan masa depannya.
Kewibawaan pendidik dapat memiliki 2 pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negative terhadap peserta didik.
Adapun pengaruh positif kewibawaan pendidik terhadap peserta didik:
1.      Pendidikakan dihormati dan diteladani oleh peserta didik.
2.      Dapat mempengaruhi peserta didik untuk patuh terhadap peraturan secara sadar dan sukarela.
3.      Dapat membentuk kepribadian yang baik dan santun bagi peserta didik.
Sedangkan pengaruh negative kewibawaan pendidik terhadap peserta didik yaitu:
1.      Mematikan potensi kepemimpinan peserta didik.
2.      Menurunkan peraturan sistematik yang terus-menerus karena peran pendidik lebih dominan.
3.      Membentuk karakter peserta didik yang pemberontak,  suka melanggar aturan dan melecehkan pendidik.
4.      Peserta didik mematuhi peraturan dikarenakan takut.
5.      Pesertadidikakanmenjadipribadi yang egois di lingkunganmasyarakat.
Mengenai kewibawaan pendidik, kepercayaan anak didik kepada pendidik adalah suatu hal yang berharga dan tidak boleh disiasiakan oleh pendidik. Munculnya pengaruh negative kewibawaan pendidik terhadap peserta didik dapat dikarenakan terlalu berlebihannya kewibawaan seorang pendidik, terlalu menunjukkan diri sebagai seorang pendidik yang berwibawa, dan sebagainya.
Kewibawaan peserta didik secara lebih detail dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didiknya, motivasi peserta didik, kedisiplinan, kepemimpinan, prestasi/pencapaian peserta didik dan sebaginya.

0 comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentar anda.
Komentar anda sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas postingan kami .

Please Follow Me !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget