Saturday, 22 February 2014

Posted by Unknown
6 comments | 01:18
A.    PENGERTIAN ASESMEN
Asesmen merupakan cara salah satu kegiatan  pengukuran. Asesmen sendiri berasal dari bahasa To Assess/Assessment yang artinya menaksir/taksiran. Sifat atau cara kerja asesmen juga menjadi komprehensif Artinya asesmen bekerja secara utuh dan menyeluruh. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.”
Dalam Asesmen berisi informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak. Dalam Asesmen diperlukan juga  pembanding informasi dengan suatu parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen dan pelaku “asesor” (melibatkan tim) yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Sehingga asesmen dapat digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak  yang bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif.

B.       TUJUAN ASESMEN
Hood & Johnson (1993) menjelaskan bahwa asesmen dalam bimbingan dan konseling mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
A.    Orientasi masalah, yaitu untuk membuat konselee mengenali dan menerima permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa ia bermasalah
B.     Identifikasi masalah, yaitu membantu baik bagi konselee maupun konselor dalam mengetahui masalah yang dihadapi konselee secara mendetil
C.     Memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh konselee
D.    Pembuatan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari beberapa alternatif  tersebut
E.     Verifikasi untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah mengurangi beban masalah konselee atau belum
F.      Mengembangkan cara konselee merespon (verbal dan/atau non verbal) pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru BK.
G.    Melatih konselee untuk  berpikir dalam upaya pemecahan masalah
H.    Membentuk kemandirian konselee dalam berbagai masalah atau membentuk  individu  menjadi mandiri.
I.       Melatih konselee mengemukakan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. melalui proses konseling.
J.       Membentuk individu yang terbuka  dalam berbagai hal, termasuk membuka diri dalam konseling
K.    Membina kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah yang dihadapi. 
L.     Membelajarkan konselee untuk menilai terhadap cara melaksanakan keputusannya secara konsekuen.

C.    METODE-METODE ASESMEN
Ada beberapa metode asesmen, diantaranya adalah :
1.      Wawancara
Wawancara merupakan  salah satu metode asesmen yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab, dan dalam hubungan tatap muka. Ini merupakan keunggulan teknik wawancara, karena gerak dan mimik yang dilakukan oleh responden merupakan pola media yang dapat melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara dilakukan untuk dapat  menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden.
2.      Angket
Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis  pula. Pertanyaan/pernyataan dalam angket akan bergantung pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai dari pemberian angket tersebut.
3.      Observasi
Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dengan mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan, baik  secara langsung atau tidak langsung, sehingga diperoleh data tingkah laku yang tampak (behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Teknik ini dapat dilakukan secara terencana atau pun sewaktu-waktu bilamana terjadi sesuatu yang menarik.
4.      Sosiometri
Sosiometri adalah salah satu metode dalam psikologi sosial yang dikembangkan seorang psikiater  Jacob Levi Moreno. Sosiometri berasal dari bahasa latin socius (social) danmetrum (pengukuran). Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa sosiometri berarti pengukuran kelompok sosial, atau mempelajari hubungan sosial individu di dalam kelompok  atau untuk mengukur tingkat keterkaitan di antara manusia. 

D.    SUMBER INFORMASI ASESMEN
Sumber informasi untuk asesmen berbasis individu dapat dilakukan secara resmi/formal, dan tidak resmi/informal. Secara resmi misalnya, individu dipanggil untuk melakukan wawancara konseling dengan konselor, atau guru BK meminta individu melakukan tes psikologis dan/atau tes perbuatan (performance test). Secara tidak resmi, misalnya konselee mengerjakan kegiatan-kegiatan yang sengaja dibuat untuk melaksanakan hasil keputusan dalam konseling. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penilaian  dengan menggunakan metode pengamatan/observasi, pencatatan, dan pengumpulan hasil kegiatan konselee.

E.     PROSES ASESMEN
Berikut ini adalah proses yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen:
1.   Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen  adalah:
a.       Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri konselee
b.      Memilih instrumen   yang akan digunakan.
c.       Penetapan waktu
d.      Validitas dan reliabilitas
 2.  Pelaksanaan             
Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing instrumen. Manual suatu instrumen biasanya memuat:
(i) cara mengerjakan, (ii) waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen, (iii) kunci  jawaban, (iv) cara analisis, dan (v) interpretasi.
 3. Analisis data
Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data yang diperoleh  melalui instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Analisis dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing  instrumen.   
 4.  Interpretasi data
Interpretasi diartikan sebagai  upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus dirumuskan dengan hati-hati, jujur, dan terbuka.
5. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil  asesmen atau penggunaan hasil asesmen dalam konseling.

F.     TEKNOLOGI DAN ASESMEN
Teknologi dengan asesmen tentunya saling berkaitan dan saling memiliki hubungan dimana  Asesmen itu sendiri berasal dari bahasa Inggris, Echols, J. M. dan Shadily, H. (1995: 41) assessment yaitu “1. Taksiran, penaksiran. 2. Penilaian. 3. Beban, pembebanan, pemikulan”. Fungsi asesmen adalah “untuk memperoleh informasi yang lengkap sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran bagi anak.” (Hurairah, U., 2009).

Jika asesmen dihubungkan dengan teknologi, teknologi sebagai media untuk mengumpulkan dan  mengelola informasi siswa sehingga memudahkan konselor mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah.

6 comments:

Jangan lupa komentar anda.
Komentar anda sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan kualitas postingan kami .

Please Follow Me !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget