A.
PENGERTIAN
ASESMEN
Asesmen merupakan
cara salah satu kegiatan pengukuran. Asesmen sendiri berasal dari bahasa To Assess/Assessment yang artinya menaksir/taksiran. Sifat atau cara kerja
asesmen juga menjadi komprehensif Artinya asesmen bekerja secara utuh dan
menyeluruh. Menurut James A. Mc.
Lounghlin & Rena B Lewis, “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang
anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi
seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.”
Dalam Asesmen
berisi informasi (data/fakta/evidence) untuk mengetahui gejala dan
intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, serta kelemahan dan kekuatan anak.
Dalam Asesmen diperlukan juga pembanding
informasi dengan suatu parameter/ukuran dengan menggunakan instrumen dan pelaku
“asesor” (melibatkan tim) yang bertugas untuk mengumpulkan informasi. Sehingga
asesmen dapat digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang
dibutuhkan anak yang bersifat realistis,
sesuai dengan kenyataan secara objektif.
B. TUJUAN ASESMEN
Hood
& Johnson (1993) menjelaskan bahwa asesmen dalam bimbingan dan konseling
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
A. Orientasi
masalah, yaitu untuk membuat konselee mengenali dan menerima permasalahan yang
dihadapinya, tidak mengingkari bahwa ia bermasalah
B. Identifikasi
masalah, yaitu membantu baik bagi konselee maupun konselor dalam mengetahui
masalah yang dihadapi konselee secara mendetil
C. Memilih
alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dapat
dilakukan oleh konselee
D. Pembuatan
keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling menguntungkan dengan
memperhatikan konsekuensi paling kecil dari beberapa alternatif
tersebut
E. Verifikasi
untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah mengurangi
beban masalah konselee atau belum
F. Mengembangkan
cara konselee merespon (verbal dan/atau non verbal)
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru BK.
G. Melatih konselee untuk
berpikir dalam upaya pemecahan masalah
H. Membentuk
kemandirian konselee dalam berbagai masalah atau membentuk individu
menjadi mandiri.
I. Melatih
konselee mengemukakan apa yang dipikirkan dan apa yang dirasakan. melalui
proses konseling.
J. Membentuk
individu yang terbuka dalam berbagai hal, termasuk membuka diri dalam
konseling
K. Membina
kerjasama yang baik dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
L. Membelajarkan
konselee untuk menilai terhadap cara melaksanakan keputusannya secara
konsekuen.
C.
METODE-METODE
ASESMEN
Ada beberapa metode
asesmen, diantaranya adalah :
1. Wawancara
Wawancara
merupakan salah satu metode asesmen yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab, dan dalam hubungan tatap muka. Ini merupakan keunggulan teknik wawancara, karena gerak dan mimik yang dilakukan oleh responden merupakan pola media yang dapat melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara dilakukan untuk dapat menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden.
mendapatkan data tentang individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab, dan dalam hubungan tatap muka. Ini merupakan keunggulan teknik wawancara, karena gerak dan mimik yang dilakukan oleh responden merupakan pola media yang dapat melengkapi kata-kata verbal mereka. Wawancara dilakukan untuk dapat menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, dan motif, yang dimiliki oleh responden.
2. Angket
Angket
atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.
Pertanyaan/pernyataan dalam angket akan bergantung pada maksud serta
tujuan yang ingin dicapai dari pemberian angket tersebut.
3. Observasi
Observasi
(pengamatan) adalah metode pengumpulan data dengan mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan, baik secara langsung
atau tidak langsung, sehingga diperoleh data tingkah laku yang tampak
(behavior observable), apa yang dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Teknik
ini dapat dilakukan secara terencana atau pun sewaktu-waktu bilamana terjadi
sesuatu yang menarik.
4. Sosiometri
Sosiometri
adalah salah satu metode dalam psikologi sosial yang dikembangkan seorang
psikiater Jacob Levi Moreno. Sosiometri berasal dari bahasa
latin socius (social) danmetrum (pengukuran). Jadi dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa sosiometri berarti pengukuran kelompok
sosial, atau mempelajari hubungan sosial individu di dalam kelompok atau
untuk mengukur tingkat keterkaitan di antara manusia.
D.
SUMBER
INFORMASI ASESMEN
Sumber
informasi untuk asesmen berbasis individu dapat dilakukan secara resmi/formal,
dan tidak resmi/informal. Secara resmi misalnya, individu dipanggil untuk
melakukan wawancara konseling dengan konselor, atau guru BK meminta individu
melakukan tes psikologis dan/atau tes perbuatan (performance test). Secara
tidak resmi, misalnya konselee mengerjakan kegiatan-kegiatan yang sengaja
dibuat untuk melaksanakan hasil keputusan dalam konseling. Hal ini dapat
dilakukan dengan melakukan penilaian dengan menggunakan metode
pengamatan/observasi, pencatatan, dan pengumpulan hasil kegiatan konselee.
E.
PROSES
ASESMEN
Berikut
ini adalah proses yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen:
1.
Perencanaan
Aspek
yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:
a. Memilih
fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri konselee
b. Memilih
instrumen yang akan digunakan.
c. Penetapan
waktu
d. Validitas
dan reliabilitas
2.
Pelaksanaan
Setelah
perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana melaksanakan rencana
yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus sesuai dengan manual
masing-masing instrumen. Manual suatu instrumen biasanya memuat:
(i)
cara mengerjakan, (ii) waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen, (iii)
kunci jawaban, (iv) cara analisis, dan (v) interpretasi.
3.
Analisis data
Langkah
selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Analisis
dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing
instrumen.
4.
Interpretasi data
Interpretasi
diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan
pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus
dirumuskan dengan hati-hati, jujur, dan terbuka.
5.
Tindak lanjut
Tindak
lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan hasil
asesmen dalam konseling.
F.
TEKNOLOGI
DAN ASESMEN
Teknologi
dengan asesmen tentunya saling berkaitan dan saling memiliki hubungan
dimana Asesmen itu sendiri berasal dari
bahasa Inggris, Echols, J. M. dan Shadily, H. (1995:
41) assessment yaitu “1. Taksiran, penaksiran. 2. Penilaian. 3.
Beban, pembebanan, pemikulan”. Fungsi asesmen adalah “untuk memperoleh
informasi yang lengkap sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam merencanakan program pembelajaran bagi anak.” (Hurairah, U., 2009).
Jika
asesmen dihubungkan dengan teknologi, teknologi sebagai media untuk mengumpulkan
dan mengelola informasi siswa sehingga memudahkan
konselor mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah.
info nya sagat bagus mas makasih dah di pos
ReplyDeleteOke, siipppp
ReplyDeleteSyukran jazilan akhi
ReplyDeleteSngat mendukung :)
Syukran jazilan akhi
ReplyDeleteSngat mendukung :)
Keren kk
ReplyDeleteinfonya sangat bermanfaat kak, terimaksaih. boleh tau referensi nya dari mana saja kak ?
ReplyDelete